Senin, 07 November 2016
Paham tradisional dalam bisnis
Diposting oleh
oumid
di
01.41
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Keadilan dalam bisnis
Diposting oleh
oumid
di
01.38
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Tanggung jawab kepada pelanggan, karyawan, pemegang saham, lingkungan dan komunitas
Diposting oleh
oumid
di
01.32
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Minggu, 02 Oktober 2016
Diposting oleh
oumid
di
20.00
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Diposting oleh
oumid
di
19.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Diposting oleh
oumid
di
19.49
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Diposting oleh
oumid
di
19.46
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 28 April 2016
pengertian data, jenis data, teknik pengumpulan data populasi dan sample
Data adalah catatan atas
kumpulan fakta.Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat
berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan
untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas
dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung
mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data
sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakanklasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan
sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekadar
ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa
muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau
tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga
didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data
berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah
deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian
(transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data
adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta
tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan
Jenis-jenis
data dapat
dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu
pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu:
- Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka,
misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan
sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
- Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain:
- Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu
organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya:
suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah
produksinya, dll.
- Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu
organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat
mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain:
- Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri
oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti
dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview,
observasi.
- Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/
dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara
lain:
- Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan
pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
- Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan
dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan
selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9
macam bahan pokok penduduk.
Macam Macam teknik pengumpulan data
a. Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan
permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai,
penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di
lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun
tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok
pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan
reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti
dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai
dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi
Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya
b. TES
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran
atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan
untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept,
kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang
digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan
istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang
digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c. Wawancara
Wawancara merupakan
proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan
wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali
pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan
responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai,
motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam
menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga
responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada
peneliti.
Secara garis besar
ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat
tergantung pada pewawancara.
2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal
memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan
penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk
”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang
sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali
keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua
variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap
dan mendalam.
d. Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia
atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan
dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan
statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan
berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa,
surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto
dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi
pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku
saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan
kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya.
Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh,
adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen
yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga
administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu
sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif
ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
d. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal,
maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan.
Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil
pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap
kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain
realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan
tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan
non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat
secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan
observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti
tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi, antara lain:
1) Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya
ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2) Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga
benar-benar representatif?
3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga
relevan dengan tujuan penelitian.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan
izin pelaksanaan penelitian.
5) Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
Pengertian
Populasi
Ada
banyak sekali pengertian dari populasi, berikut beberapa pendapat para ahli
tentang pengertian dari populasi.
- Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan
subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, /
suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan
informasi (data) penelitian.
- Arikunto – Populasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
- Sugiyono – Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas
& karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pengertian Sampel
Sedangkan sampel
menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
- Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari
populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
- Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki
sifat yang sama dengan populasi.
Dari kedua pendapat
diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut
sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika populasi yang
di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi.
Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan
waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi
haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Cara dan Teknik Pengambilan Sampling
Setelah kita
mengetahui tentang pengertian dari populasi dan sampel, selanjutnya kita akan
membahas tentang teknik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel juga
dikenal sebagai tehnik sampling. Terdapat berbagai macam teknik sampling yang
digunakan untuk menentukan sampel. Pada dasarnya teknik sampling di kelompokkan
menjadi 2 (dua) jenis yakni, probability sampling dan nonprobability sampling.
http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-populasi-dan-sampel-serta-teknik-sampling.html
Diposting oleh
oumid
di
20.38
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 21 April 2016
Pengertian Hipotesis, jenis-jenis dan ciri-ciri
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut
masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu
gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum
mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala,
peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
2. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian,
setidaknya ada empat yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah
pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan
fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada
diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan
memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam
ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis
yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan
penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian
kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita
untuk memperluas pengetahuan.
b. Hipotesis
memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji
secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi
hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak
akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid
menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi
peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar
guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar
murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar
siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih
tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan
mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya
dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan
prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan
khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana,
hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang
harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan
tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini
dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang
harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang
diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang
diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya
menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali
hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yang mengalami
hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan
serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti
kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan
hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang
membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami
hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok
anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil
belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai
teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
d. Hipotesis
memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti
jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang
relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian
laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula,
sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
3. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung
beberapa hal.
Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
4. Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X)
mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan
mahasiswa”.
b. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil
perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data
penelitian.
5. Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
·
Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
(Kuesionare)
Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan
permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai,
penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di
lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun
tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok
pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan
reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti
dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai
dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi
Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan
setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel
penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang
mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian.
2) Tiap
pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional,
sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner,
pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1) Pertanyaan
tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
2) Pertanyaan
tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap
respondsen tentang sesuatu
3) Pertanyaan
tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
4) Pertanyaan
tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya
dengan orang lain.
Ditinjau dari segi
cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
1) Kuesioner
digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner
diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara
melalui telepon
4) Kuesioner
dikirim melalui pos.
Bagaimana
merumuskan/menyusun angket?, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1) Pakailah
bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
2) Pakailah
kalimat yang pendek yang mudah difahami.
3) Jangan
terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau
pengalaman tentang masalah penelitian.
4) Lindungi
harga diri responden.
5) Bila
ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
6) Pertimbangkan
pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
7) Tentukan
pertanyaan terbuka atau tertutup.
8) Masukkan
hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
9) Rumusan
pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
Contoh Angket......
1) Angket
Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
2) Angket
Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
3) Angket
semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi
diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
b. TES
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran
atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1) Tes
kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept,
kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes
bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes
intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
4) Tes
sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala
sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai
sikap seseorang.
5) Tes
minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes
prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c. Wawancara
Wawancara merupakan
proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan
wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali
pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi
dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam
mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut
dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral,
sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban
kepada peneliti.
Secara garis besar
ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada
pewawancara.
2) Pedoman
pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v
(check).
Dalam pelaksanaan
penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk
”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang
sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali
keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua
variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap
dan mendalam.
http://saputro64.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenis-jenis_4796.html
Diposting oleh
oumid
di
09.09
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook