Pages

Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas Softskill Segmentasi pasar

1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional dan Irrasional.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
Dalam pasar yang semakin intensif tingkat persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen begitu tinggi. Untuk itu sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumen demi memuaskan konsumen dan memenangkan persaingan.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara tepat.
Kesimpulan
Mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat.

2. SEGMENTASI PASAR
Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut :
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

Pada hakekatnya setiap perusahaan yang menjual barang dan jasa hendaknya perlu melakukan segmentasi pasar (market segmentation). Lalu timbul suatu pertanyaan. Apa definisi atau pengertian segmentasi pasar (market segmentation)? dan apa pula tujuan segmentasi pasar (marketing segmentation) itu? Morrison memberikan definisi atau pengertian tentang market segmentation (segmentasi pasar) dengan mengatakansebagai berikut : “Market segmentation is the division of the overall market for a service into groups with common characteristics” Atau dalam terjemahan bebasnya (bahasa Indonesia) dikatakan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) merupakan pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompok-kelompok dengan karakteristik umum. Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan suatu langkah awal pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target). Yang dimaksud dengan target pemasaran (Marketing Target) di atas adalah jenis konsumen yang dipilih merupakan tujuan pemasaran (marketing goals) paket outbound tour. Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation) adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Pemasaran (marketing) yang tidak memiliki target adalah sia-sia, karena ada banyak kelompok pelanggan yang mungkin tidak tertarik untuk membeli jasa yang dijual. Inti dari suatu pemasaran (marketing) yang baik adalah mengambil satu segmen yang paling menarik dalam pelayanan yang spesifik dan mengaplikasikan unsur-unsur pemasaran terhadap segmen tersebut. Segmentasi (segmentattion) mencakup beberapa analisis sebagai berikut, segmen pasar (market segment) mana yang menjadi target pasar (market target)? Apa yang pelanggan inginkan dari jenis pelayanan yang dijual? Bagaimana cara terbaik untuk menyusun unsur-unsur pemasaran dalam memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan mereka? Di mana pelayanan tersebut dipromosikan? Dan kapan pelayanan itu dipromosikan?

 Pembagian segmen pasar:
1. Segmentasi pasar konsumen
Yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.

2. Segmentasi pasar bisnis
Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.

3. Segmentasi pasar yang efektif (Fandy Ciptono, 2001)

* Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
* Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
* Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
* Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
* Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.

Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak

Penentuan Target Pasar
Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing, dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.

Spesialisasi selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.

Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.

Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.

Pelayanan penuh (full market coverage)
Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

Pengertian Positioning
Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.

Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari: persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap perusahaan, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap perusahaan, dan persepsi pelanggan terhadap pesaing.
3. Analisis konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai tahapan‐tahapan sebagai berikut:
·         Analisis Kebutuhan.
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain‐lain.
·         Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·         Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
·         Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
·         Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi‐konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi‐konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh  prinsip‐prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan‐pilihan tindakan sebagai berikut:
a.       Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
b.      Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
c.       Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

Perubahan Struktur Pasar Konsumen
A.     Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain‐lain.
Sifat‐sifat pasar persaingan sempurna :
1.       Jumlah penjual dan pembeli banyak
2.      Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
3.      Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
4.      Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
5.      Posisi tawar konsumen kuat
6.      Sulit memperoleh keuntungan di atas rata‐rata

B.     Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda‐beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat‐sifat pasar monopolistik :
1.      Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
2.      Mirip dengan pasar persaingan sempurna
3.      Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda‐beda
4.      Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
5.      Relatif mudah keluar masuk pasar

C.     Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifat‐sifat pasar oligopoli :
1.      Harga produk yang dijual relatif sama
2.      Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
3.      Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
4.      Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

D.    Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifat‐sifat pasar monopoli :
1.      Hanya terdapat satu penjual atau produsen
2.      Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli


Faktor penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi pemasaran untuk konsumen adalah "segmentasi pasar". Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan potensial perusahaan ke dalam berbagai segmen atau kelompok (misalnya, berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan strategi pemasaran pada satu atau lebih kelompok-kelompok. Bila menggunakan segmentasi pasar, penting untuk menentukan apa faktor-faktor yang akan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang disebut variabel segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, penggunaan, atau perilaku terhadap produk atau jasa. Sebagai contoh, produsen gitar akustik akan paling mungkin segmen pasar berdasarkan usia, yaitu, strategi pemasaran mereka akan dirancang untuk menarik dan mempengaruhi remaja.

Sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk menentukan jumlah dan ukuran segmen pasar yang mereka dapat berharap untuk menarik dengan strategi pemasaran mereka. Jenis produk dan layanan, serta variasi dalam kebutuhan pelanggan mereka, akan memainkan peran dalam ukuran dan jumlah segmen pasar yang ditargetkan. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu.
Segmentasi pasar merupakan tindakan untuk mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran yang tersendiri. Pada penelitian ini basis segmentasi yang digunakan adalah gaya hidup yang dapat mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi terhadap bauran pemasaran dari E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini dilihat dari perilaku mereka terhadap bauran pemasaran. Dengan kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap bauran pemasaran ini diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati dengan penawaran yang tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari masing-masing segmen.
Dari kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6 elemen yang signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu :

produk
promosi
bukti fisik
komunitas
proses
harga.
Dua yang lain yaitu tempat dan perubahan ternyata untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk membedakan segmen.
5. Analisis konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai tahapan‐tahapan sebagai berikut:
·         Analisis Kebutuhan.
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain‐lain.
·         Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·         Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
·         Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
·         Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi‐konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi‐konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh  prinsip‐prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan‐pilihan tindakan sebagai berikut:
a.       Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
b.      Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
c.       Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

Perubahan Struktur Pasar Konsumen
A.     Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain‐lain.
Sifat‐sifat pasar persaingan sempurna :
1.       Jumlah penjual dan pembeli banyak
2.      Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
3.      Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
4.      Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
5.      Posisi tawar konsumen kuat
6.      Sulit memperoleh keuntungan di atas rata‐rata

B.     Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda‐beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat‐sifat pasar monopolistik :
1.      Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
2.      Mirip dengan pasar persaingan sempurna
3.      Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda‐beda
4.      Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
5.      Relatif mudah keluar masuk pasar

C.     Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifat‐sifat pasar oligopoli :
1.      Harga produk yang dijual relatif sama
2.      Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
3.      Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
4.      Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

D.    Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifat‐sifat pasar monopoli :
1.      Hanya terdapat satu penjual atau produsen
2.      Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
 1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah.
 2.Tersedianya waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
 3.Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi dalam menyertai pembelian.

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
1.Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
5.Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
8. membedakan antara keputusan membeli yang di rencanakan sepenuhnya,tidak direncanakan dan pembelianyang direncanakan sebagian
Pembelian yang direncanakan, biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang‐barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang‐barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan‐rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan, terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli. Faktor‐faktor yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan, yaitu:
o Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout) rak pajangan (rack display), tata ruang, warna interior, pengaturan udara, musik (suara) dan layout produk. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak.            
 Masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi. Penggunaan informasi yang tersedia juga akan menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut pula dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu, sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan saja. Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.

Sabtu, 30 Mei 2015

Pengaruh Pangan Terhadap Tannas

ketahanan Pangan
Ketahanan pangan ialah kondisi dimana setiap individu mampu secara fisik dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, aman dan bergizi bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Pemenuhan kebutuhan pangan penduduk secara merata dengan harga yang terjangkau juga tidak boleh dilupakan.
Kondisi iklim yang ekstrim di berbagai belahan dunia baru-baru ini secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi ketersediaan pangan. Kekeringan yang berkepanjangan, kebakaran hutan, banjir serta bencana alam lainnya di berbagai wilayah dunia terutama di sentra-sentra produksi pangan, sangat mempengaruhi ketersediaan gandum dan tanaman bijian-bijian lainnya yang tentu saja berdampak pada ketersediaan produk pangan tersebut untuk marketing season 2010/2011.
Menurut FAO jumlah penduduk dunia yang menderita kelaparan pada tahun 2010 mencapai 925 juta orang. Situasi ini diperparah dengan semakin berkurangnya investasi di sektor pertanian yang sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir, sementara sektor pertanian menyumbang 70% dari lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekhawatiran akan makin menurunnya kualitas hidup masyarakat, bahaya kelaparan, kekurangan gizi dan akibat-akibat negatif lain dari permasalahan tersebut secara keseluruhan akan menghambat pencapaian goal pertama dari Millennium Development Goals (MDGs) yakni eradication of poverty and extreme hunger.
Bagi Indonesia, masalah ketahanan pangan sangatlah krusial. Pangan merupakan basic human need yang tidak ada substitusinya. Indonesia memandang kebijakan pertanian baik di tingkat nasional, regional dan global perlu ditata ulang. Persoalan ketahanan pangan dan pembangunan pertanian harus kembali menjadi fokus dari arus utama pembangunan nasional dan global. Oleh karena itu Indonesia mengambil peran aktif dalam menggalang upaya bersama mewujudkan ketahanan pangan global dan regional.
Upaya mengarusutamakan dimensi pembangunan pertanian, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan Indonesia selaku koordinator G-33 secara aktif mengedepankan isu food security, rural development dan livelihood security sebagai bagian dari hak negara berkembang untuk melindungi petani kecil dari dampak negatif masuknya produk-produk pertanian murah dan bersubsidi dari negara maju, melalui mekanisme special products dan special safeguard mechanism.
Sebagai negara dengan komitmen yang tinggi untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan global, Indonesia juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan FAO pada bulan Maret 2009 sebagai bentuk dukungan Indonesia terhadap berbagai program peningkatan ketahanan pangan global dan pembangunan pertanian negara-negara berkembang lainnya.  terutama dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation), kerjasama teknis negara-negara berkembang (KTNB/TCDC) dan pencapaian goal dari MDGs. Penandatanganan LoI ini juga diharapkan akan semakin memperkuat peran Indonesia dalam membantu peningkatan pembangunan pertanian di negara-negara berkembang, terutama di negara-negara Asia Pasifik dan Afrika yang telah berjalan sejak tahun 1980.
Ketahanan pangan diwujudkan oleh hasil kerja sistem ekonomi pangan yang terdiri dari subsistem ketersediaan meliput produksi , pasca panen dan pengolahan, subsistem distribusi dan subsistem konsumsi yang saling berinteraksi secara berkesinambungan. Ketiga subsistem tersebut merupakan satu kesatuan yang didukung oleh adanya berbagai input sumberdaya alam, kelembagaan, budaya, dan teknologi. Proses ini akan hanya akan berjalan dengan efisien  oleh adanya partisipasi masyarakat dan fasilitasi pemerintah.
Partisipasi masyarakat ( petani, nelayan dll) dimulai dari proses produksi, pengolahan, distribusi dan pemasaran serta jasa pelayanan di bidang pangan. Fasilitasi pemerintah diimplementasikan dalam bentuk kebijakan ekonomi makro dan mikro di bidang perdagangan, pelayanan dan pengaturan serta intervensi untuk mendorong terciptanya kemandirian pangan. Output dari pengembangan kemandirian pangan adalah terpenuhinya pangan, SDM berkualitas, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional.
Subsistem ketersediaan pangan mencakup aspek produksi, cadangan serta keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Subsistem ini berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, baik dari sisi jumlah, kualitas, keragaman maupun keamanannya. Acuan kualitatif untuk ketersediaan pangan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Tahun 2004, yaitu energi sebesar 2200 kkal/kapita/hari dan protein 57 gram/kapita/hari. Acuan untuk menilai tingkat keragaman ketersediaan pangan adalah Pola Pangan Harpan dengan skor 100 sebagai PPH ideal. Dalam aspek ketersediaan pangan, masalah pokok adalah semakin terbatas dan menurunnya kapasitas produksi dan daya saing pangan nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor faktor teknis dan sosial – ekonomi;
  1. 1.    Teknis
    1. Berkurangnya areal lahan pertanian karena derasnya alih lahan pertanian ke non pertanian seperti industri dan perumahan (laju 1%/tahun).
    2. Produktifitas pertanian yang relatif rendah dan tidak meningkat.
    3. Teknologi produksi yang belum efektif dan efisien.
    4. Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah selama krisis dan kemampuannya semakin menurun.
    5. Masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca panen (10-15%).
    6. Kegagalan produksi karena faktor iklim seperti El-Nino yang berdampak pada musim kering yang panjang di wilayah Indonesia dan banjir .
  2. 2.    Sosial-Ekonomi
    1. Penyediaan sarana produksi yang belum sepenuhnya terjamin oleh pemerintah.
    2. Sulitnya mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam produksi pangan karena besarnya jumlah petani (21 juta rumah tangga petani) dengan lahan produksi yang semakin sempit dan terfragmentasi (laju 0,5%/tahun).
    3. Tidak adanya jaminan dan pengaturan harga produk pangan yang wajar dari pemerintah kecuali beras.
    4. Tata niaga produk pangan yang belum pro petani termasuk kebijakan tarif impor yang melindungi kepentingan petani.
    5. Terbatasnya devisa untuk impor pangan sebagai alternatif terakhir bagi penyediaan pangan.
Subsistem distribusi pangan yang efektif dan efisien sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumahtangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang baik sepanjang waktu. Subsistem ini mencakup aspek aksesibilitas secara fisik, ekonomi maupun sosial atas pangan secara merata sepanjang waktu. Akses pangan didefinisikan sebagai kemampuan rumahtangga untuk secara periodik memenuhi sejumlah pangan yang cukup, melalui berbagai sumber atau kombinasi cadangan pangan yang dimiliki, hasil produksi pangan, pembelian/barter, pemberian, pinjaman dan bantuan pangan. Akses pangan secara fisik ditunjukkan oleh kemampuan memproduksi pangan, infrastruktur dasar maupun kondisi sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan demikian akses fisik lebih bersifat kewilayahan dan dipengaruhi oleh ciri dan pengelolaan ekosistem. Akses pangan secara ekonomi menyangkut keterjangkauan masyarakat terhadap pangan yang ditunjukkan oleh harga, sumber mata pencaharian dan pendapatan. Sumber mata pencaharian meliputi kemampuan, asset dan aktivitas yang dapat menjadi sumber pendapatan. Seringkali, sumber mata pencaharian sangat dipengaruhi oleh kondisi maupun pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Akses pangan secara sosial antara lain dicerminkan oleh tingkat pendidikan, bantuan sosial, kebiasaan makan, konflik sosial/keamanan. Dalam subsistem distribusi, hambatan yang terjadi antara lain :
  1. 1.       Teknis
    1. Belum memadainya infrastruktur, prasarana distribusi darat dan antar pulau yang dapat menjangkau seluruh wilayah konsumen.
    2. Belum merata dan memadainya infrastruktur pengumpulan, penyimpanan dan distribusi pangan , kecuali beras.
    3. Sistem distribusi pangan yang belum efisien.
    4. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan agar pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah konsumen.
2.      Sosial-ekonomi
a.    Belum berperannya kelembagaan pemasaran hasil pangan secara baik dalam menyangga kestabilan distribusi dan harga pangan.
b.    Masalah keamanan jalur distribusi dan pungutan resmi pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pungutan lainnya sepanjang jalur distribusi dan pemasaran telah menghasilkan biaya distribusi yang mahal dan meningkatkan harga produk pangan.
Subsistem konsumsi pangan berfungsi mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan memenuhi kaidah mutu, keragaman dan keseimbangan gizi, keamanan dan halal, serta efisiensi untuk mencegah pemborosan. Subsistem ini menyangkut upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mempunyai pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik sehingga dapat mengatur menu beragam, bergizi, seimbang secara optimal, pemeliharaan sanitasi dan hygiene serta pencegahan penyakit infeksi dalam lingkungan rumahtangga. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pangan oleh tubuh. Kondisi konsumsi pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ekonomi, sosial dan budaya setempat.
1.      Teknis
a.       Belum berkembangnya teknologi dan industri  pangan berbasis sumber daya  pangan local.
b.      Belum berkembangnya produk pangan alternatif berbasis sumber daya pangan lokal.
2.       Sosial-ekonomi
a.       Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun (tertinggi di dunia > 100 kg, Thailand 60 kg, Jepang 50 kg).
b.      Kendala budaya dan kebiasaan makan pada sebagian daerah dan etnis sehingga tidak mendukung terciptanya pola konsumsi pangan dan gizi seimbang serta pemerataan konsumsi pangan yang bergizi bagi anggota rumah tangg
c.       Rendahnya kesadaran masyarakat, konsumen maupun produsen atas perlunya pangan yang sehat dan aman.
d.      Ketidakmampuan bagi penduduk miskin untuk mencukupi pangan dalam jumlah yang memadai sehingga aspek gizi dan keamanan pangan belum menjadi perhatian utama.
2.3  Pengaruh Ketahanan Pangan terhadap Gizi Kesmas
Pemenuhan kebutuhan pangan bagi setiap individu selalu mendapatkan prioritas perhatian masyarakat dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Perhatian atas pangan lebih mengemuka semenjak diadakannya Worlds Food Summit oleh FAO (Food and Agriculture Organization) pada tahun 1974, tetapi masih kurang bisa diwujudkan. Kemudian pada tahun 1996 di Roma dalam Declaration on World Food Security, FAO baru memberikan tekanan lebih besar mengenai ketahanan pangan bagi setiap orang dan untuk melanjutkan upaya menghilangkan kelaparan di seluruh dunia. Sasaran jangka menengah yang ingin dicapai adalah “menurunkan jumlah orang yang kekurangan gizi menjadi setengahnya paling lambat 2015” (Sukandar, dkk, 2001).
Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensial, yaitu berkaitan antar mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Oleh karena itu, indikator ketahanan pangan rumah tangga dapat dicerminkankan melalui tingkat kerusakan tanaman, tingkat produksi, ketersediaan pangan, pengeluaran pangan, jumlah dan mutu konsumsi pangan serta status gizi (Suhardjo, 1996). Konsumsi pangan adalah salah satu subsistem ketahanan pangan yang erat kaitannnya dengan tingkat keadaan gizi (status gizi). Hal ini menyebabkan gizi merupakan faklor penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Keadaan gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan perkembangan fisik dan mental (Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).
Menurut Siswono (2002), status gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan gizi dan budaya setempat. Tingginya pendapatan tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi konsumtif dalam pola makan sehari hari. Dapat dipastikan bahwa pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pada pertimbangan selera ketimbang gizi. Sedangkan menurut Idrus dan Kusnanto (1990), keadaan gizi adalah akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat gizi tersebut. Sedangkan status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel variabel tertentu status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi merupakan keadaan seseorang sebagai refleksi dari konsumsi pangan serta penggunaannya oleh tubuh. Ketidakseimbangan antara intake dengan kebutuhan mengakibatkan terjadinya malnutrisi.

Rangkuman Ketahanan Nasional Indonesia

Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Ketahanan nasional diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
1) Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional sebagai berikut:
a) Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi diri.
b) Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional mempunyai fungsi sebagai:
(1). Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
(2). Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
(3). Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
2) Perwujudan Ketahanan Nasional
Perwujudan Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia meliputi (Bahan Penataran, BP7 Pusat, 1996):
a) Ketahanan ideologi, adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berdasarkan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b) Ketahanan politik, adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.
c) Ketahanan ekonomi, adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan makmur. d) Ketahanan sosial budaya, adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang menjiwai kepribadian nasional yang berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
e) Ketahanan pertahanan keamanan, adalah kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal semua bentuk ancaman.
3) Ciri dan asas ketahanan nasional
Ketahanan nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia bertumpu pada budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga berbagai cirri ketahanan nasional yang dikembangkan tidak dapat dilepaskan dari tata kehidupan bangsa Indonesia (Suhady dan Sinaga, 2006).
a) Ciri Ketahanan Nasional
(1). Ketahanan nasional merupakan prasyarat utama bagi bangsa yang sedang membangun menuju bangsa yang maju dan mandiri dengan semangat tidak mengenal menyerah yang akan memberikan dorongan dan rangsangan untuk berbuat dalam mengatasi tantangan, hambatan dan gangguan yang timbul.
(2). Menuju mempertahankan kelangsungan hidup. Bangsa Indonesia yang baru membangun dirinya tidak lepas dari pencapaian tujuan yang dicitacitakan.
(3). Ketahanan nasional diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan dengan menjadikan ciri mengembangkan ketahanan nasional berdasarkan rasa cinta tanah air, setia kepada perjuangan, ulet dalam usaha yang didasarkan pada ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keuletan dan ketangguhan sesuai dengan perubahan yang dihadapi sebagai akibat dinamika perjuangan, baik dalam pergaulan antar bangsa maupun dalam rangka pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
b) Asas Ketahanan Nasional
Pengembangan ketahanan nasional bangsa Indonesia didasari pada asasasas sebagai berikut:
(1). Kesejahteraan dan keamanan;
(2). Utuh menyeluruh terpadu;
(3). Kekeluargaan;
(4). Mawas diri;

Rabu, 29 April 2015

tentang negara italia

Italia menghasilkan beberapa, pematung terbesar pelukis, penyair, musisi, matematikawan dan arsitek dalam sejarah. Italia pelukis, pemahat, komposer, dan arsitek juga didominasi gerakan Baroque seni yang dimulai di dekat akhir Renaisans dan berakhir di abad ke-18. Baik aspek internal dan eksternal Peradaban Barat lahir di semenanjung Italia, apakah kita melihat sejarah iman Kristen, sipil lembaga-lembaga (seperti Senat), filsafat, hukum, seni, ilmu pengetahuan, atau kebiasaan sosial dan budaya.
Italia tidak ada sebagai negara politik sampai penyatuan pada tahun 1861. Karena penyatuan ini relatif terlambat, dan sejarah otonomi daerah yang terdiri dari semenanjung Italia, banyak tradisi dan adat istiadat yang sekarang diakui sebagai khas Italia dapatdiidentifikasi dengan daerah asal mereka. Meskipun isolasi politik dan sosial dari daerah ini, kontribusi Italia terhadap warisan budaya dan sejarah Eropa tetap besar. Terkenal unsur budaya Italia operanya dan musik, keahlian memasak ikonik dan makanan, yang umumnya dianggap sebagai antara yang paling populer di dunia (dengan hidangan terkenal seperti pasta, pizza, lasagna, focaccia, espresso dan gelato Italia), bioskop (dengan film-film klasik seperti 8 ½, Pencuri sepeda, Cinema Paradiso, La Dolce Vita, Life is Beautiful, Baik, Buruk dan Ugly dll), koleksi karya tak ternilai seni dan fashion (Milan dianggap sebagai salah satu ibukota fashion dunia).
Italia adalah rumah dengan jumlah terbesar dari Situs Warisan Dunia UNESCO (44) sampai saat ini ajaran Gereja Katolik Roma, semangat Renaisans dan Pencerahan, merupakan faktor yang sangat berbentuk arsitektur Italia, budaya dan seni..


Politik

Giorgio Napolitano terpilih menjadi Presiden pada 10 Mei 2006.Dia adalah Presiden Republik Italia
Politik Italia terjadi dalam kerangka sebuah republik, parlementer demokratis, dan sistem multi-partai. Eksekutif kekuasaan diterapkan secara kolektif oleh Dewan Menteri, yang dipimpin oleh Presiden Dewan, dalam jargon disebut sebagai "utama", "primo ministro" atau "perdana menteri" dalam bahasa Inggris.Kekuasaan legislatif diberikan pada dua rumah parlemen terutama, dan sekunder pada Dewan Menteri. Pengadilan independen dari eksekutif dan legislatif. Italia telah menjadi republik demokratis sejak 2 Juni 1946 ketika kerajaan itu dihapus oleh referendum populer (lihat kelahiran Republik Italia). konstitusi itu diumumkan secara resmi pada tanggal 1 Januari 1948.
Sistem peradilan Italia didasarkan pada hukum Romawi dimodifikasi dengan kode Napoleon dan undang-undang nanti.Mahkamah Agung Kasasi adalah pengadilan terakhir untuk sebagian besar sengketa. Mahkamah Konstitusi Italia (Corte Costituzionale) aturan tentang kesesuaian hukum dengan Konstitusi dan merupakan pasca-Perang Dunia II inovasi.
Presiden saat Republik Italia Giorgio Napolitano, dan ia digambarkan oleh Presiden AS Barack Obama "sebagai seseorang yang memiliki kekaguman rakyat Italia karena tidak hanya layanan yang sudah berjalan lama, tetapi juga integritas dan keramahan-Nya Dan aku hanya ingin. untuk mengkonfirmasi bahwa segala sesuatu tentang dia yang saya dengar adalah benar Dia. seorang pria yang luar biasa, seorang pemimpin besar negara ini, dan fakta bahwa ia telah seperti tuan rumah ramah adalah sesuatu yang kita semua sangat menghargai. ".

Kamar Deputi, Montecitorio Palazzo.
Italia saat ini adalah Perdana Menteri Silvio Berlusconi. Dengan kekayaan bersih sebesar US $ 9,4 miliar,  Berlusconi adalah dunia Barat dan kepala terkaya Eropa pemerintahan.
Italia adalah anggota pendiri Masyarakat Eropa-sekarang Uni Eropa (UE). Italia dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 dan merupakan anggota dan pendukung kuat dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan / Organisasi Perdagangan Dunia (GATT / WTO), Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dan Dewan Eropa. ternyata baru-baru ini Its dalam Presidensi berputar organisasi internasional termasuk Konferensi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (CSCE), pendahulu OSCE, pada tahun 1994, G8, dan Uni Eropa pada tahun 2001 dan dari bulan Juli sampai Desember 2003.
Italia berpartisipasi dalam dan pasukan dikerahkan untuk mendukung misi penjaga perdamaian PBB di Somalia, Mozambik, dan Timor Timur dan menyediakan dukungan penting untuk operasi NATO dan PBB di Bosnia, Kosovo dan Albania.Alpini 1.000 pasukan dikerahkan ke Afghanistan untuk mendukung Operasi Enduring Freedom (OEF) pada bulan Februari 2003.Italia juga mendukung upaya-upaya internasional untuk merekonstruksi dan menstabilkan Irak melalui kontingen militer beberapa 3.200 tentara, serta pekerja kemanusiaan dan pejabat lainnya. Pasukan tetap di Irak sampai Desember 2006 ketika mereka diambil oleh pemerintah-Prodi. [Rujukan?]
Pada bulan Agustus 2006 Italia mengirim sekitar 3.000 tentara ke Lebanon untuk misi penjaga perdamaian UNIFIL ONU. Selanjutnya, sejak 2 Februari 2007 Italia, Claudio Graziano adalah komandan pasukan PBB di negeri ini.
Pemerintah Italia berusaha untuk memperoleh kesepakatan dengan negara-negara Eropa lainnya pada berbagai pertahanan dan masalah keamanan dalam Uni Eropa serta NATO [rujukan?]. Integrasi Eropa dan pengembangan pertahanan umum dan kebijakan keamanan akan terus menjadi kepentingan utama untuk Italia. [rujukan?]
Pada bulan Februari 2007, Italia, Inggris, Kanada, Norwegia dan Rusia mengumumkan komitmen pendanaan mereka untuk memulai sebuah proyek $ 1.5 milyar untuk membantu mengembangkan vaksin mereka berkata dapat menyelamatkan jutaan nyawa di negara-negara miskin, dan meminta orang lain untuk bergabung dengan mereka

   Politik

Giorgio Napolitano terpilih menjadi Presiden pada 10 Mei 2006.Dia adalah Presiden Republik Italia
Politik Italia terjadi dalam kerangka sebuah republik, parlementer demokratis, dan sistem multi-partai. Eksekutif kekuasaan diterapkan secara kolektif oleh Dewan Menteri, yang dipimpin oleh Presiden Dewan, dalam jargon disebut sebagai "utama", "primo ministro" atau "perdana menteri" dalam bahasa Inggris.Kekuasaan legislatif diberikan pada dua rumah parlemen terutama, dan sekunder pada Dewan Menteri. Pengadilan independen dari eksekutif dan legislatif. Italia telah menjadi republik demokratis sejak 2 Juni 1946 ketika kerajaan itu dihapus oleh referendum populer (lihat kelahiran Republik Italia). konstitusi itu diumumkan secara resmi pada tanggal 1 Januari 1948.
Sistem peradilan Italia didasarkan pada hukum Romawi dimodifikasi dengan kode Napoleon dan undang-undang nanti.Mahkamah Agung Kasasi adalah pengadilan terakhir untuk sebagian besar sengketa. Mahkamah Konstitusi Italia (Corte Costituzionale) aturan tentang kesesuaian hukum dengan Konstitusi dan merupakan pasca-Perang Dunia II inovasi.
Presiden saat Republik Italia Giorgio Napolitano, dan ia digambarkan oleh Presiden AS Barack Obama "sebagai seseorang yang memiliki kekaguman rakyat Italia karena tidak hanya layanan yang sudah berjalan lama, tetapi juga integritas dan keramahan-Nya Dan aku hanya ingin. untuk mengkonfirmasi bahwa segala sesuatu tentang dia yang saya dengar adalah benar Dia. seorang pria yang luar biasa, seorang pemimpin besar negara ini, dan fakta bahwa ia telah seperti tuan rumah ramah adalah sesuatu yang kita semua sangat menghargai. ".

Kamar Deputi, Montecitorio Palazzo.
Italia saat ini adalah Perdana Menteri Silvio Berlusconi. Dengan kekayaan bersih sebesar US $ 9,4 miliar,  Berlusconi adalah dunia Barat dan kepala terkaya Eropa pemerintahan.
Italia adalah anggota pendiri Masyarakat Eropa-sekarang Uni Eropa (UE). Italia dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 dan merupakan anggota dan pendukung kuat dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan / Organisasi Perdagangan Dunia (GATT / WTO), Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dan Dewan Eropa. ternyata baru-baru ini Its dalam Presidensi berputar organisasi internasional termasuk Konferensi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (CSCE), pendahulu OSCE, pada tahun 1994, G8, dan Uni Eropa pada tahun 2001 dan dari bulan Juli sampai Desember 2003.
Italia berpartisipasi dalam dan pasukan dikerahkan untuk mendukung misi penjaga perdamaian PBB di Somalia, Mozambik, dan Timor Timur dan menyediakan dukungan penting untuk operasi NATO dan PBB di Bosnia, Kosovo dan Albania.Alpini 1.000 pasukan dikerahkan ke Afghanistan untuk mendukung Operasi Enduring Freedom (OEF) pada bulan Februari 2003.Italia juga mendukung upaya-upaya internasional untuk merekonstruksi dan menstabilkan Irak melalui kontingen militer beberapa 3.200 tentara, serta pekerja kemanusiaan dan pejabat lainnya. Pasukan tetap di Irak sampai Desember 2006 ketika mereka diambil oleh pemerintah-Prodi. [Rujukan?]
Pada bulan Agustus 2006 Italia mengirim sekitar 3.000 tentara ke Lebanon untuk misi penjaga perdamaian UNIFIL ONU. Selanjutnya, sejak 2 Februari 2007 Italia, Claudio Graziano adalah komandan pasukan PBB di negeri ini.
Pemerintah Italia berusaha untuk memperoleh kesepakatan dengan negara-negara Eropa lainnya pada berbagai pertahanan dan masalah keamanan dalam Uni Eropa serta NATO [rujukan?]. Integrasi Eropa dan pengembangan pertahanan umum dan kebijakan keamanan akan terus menjadi kepentingan utama untuk Italia. [rujukan?]
Pada bulan Februari 2007, Italia, Inggris, Kanada, Norwegia dan Rusia mengumumkan komitmen pendanaan mereka untuk memulai sebuah proyek $ 1.5 milyar untuk membantu mengembangkan vaksin mereka berkata dapat menyelamatkan jutaan nyawa di negara-negara miskin, dan meminta orang lain untuk bergabung dengan mereka

 Agama

Basilika Santo Petrus dari St Peter's Square
Gereja Katolik Roma adalah agama utama Italia. Ada komunitas Protestan dan Yahudi dewasa dan sebuah komunitas Muslim yang berkembang, yang terakhir terutama terdiri dari imigran baru.Semua agama-agama diberikan kebebasan sama oleh konstitusi.Sebelum adopsi Kristen sebagai agama resmi negara, pada abad ke-4, negara ini secara resmi pagan dan menyembah dewa-dewa Romawi, walaupun ada toleransi beragama yang besar.Seperti kata Edward Gibbon dalam The Decline dan Kejatuhan Kekaisaran Romawi, "The berbagai modus ibadah yang berlaku di dunia Romawi semua dianggap oleh masyarakat sama-sama benar, oleh filsuf sama-sama palsu, dan oleh hakim sama-samaberguna ".
Penerapan Kristen oleh Konstantinus pada abad ke-4 menyebabkan menjadi agama yang mayoritas Kekaisaran Romawi dan Italia. Kepala Gereja Katolik Roma, uskup Roma, yang dikenal sebagai paus, berada di Vatikan, di Roma tapi bukan bagian dari Roma.
Islam, meskipun secara historis hadir di Sisilia selama pendudukan Arab pada Abad Pertengahan, hampir seluruhnya absen di Italia sejak saat unifikasi negara itu tahun 1861, sampai tahun 1970-an, ketika pertama imigran Afrika Utara mulai berdatangan. Ini Afrika Utara, sebagian besar Berber atau asal Arab, datang terutama dari berat Islam Maroko, meskipun mereka telah diikuti dalam beberapa tahun terakhir lebih menurut Tunisia, Albania dan pada tingkat lebih rendah, Libya, Mesir, Pakistan, Timur Tengah Arab, dan Kurdi.
Kebanyakan Italia percaya pada Tuhan. Menurut terbaru Eurobarometer Poll 2005:
74% dari warga Italia menjawab bahwa "mereka percaya ada Allah";
16% menjawab bahwa "mereka percaya ada semacam kekuatan roh atau kehidupan";
6% menjawab bahwa "mereka tidak percaya ada semacam roh, Tuhan, atau kekuatan hidup".
Agama Katolik Rum


Italia memiliki ekonomi pasar yang ditandai dengan tingginya pendapatan per kapita dan tingkat pengangguran yang rendah. Pada tahun 2012, Italia adalah negara dengan ekonomi terbesar ke-9 di dunia dan terbesar ke-5 di Eropa dilihat dari nominal PDB. Italia juga merupakan anggota pendiri G7, G8, Zona Eropa, dan OECD.
Setelah Perang Dunia II, Italia dengan cepat berubah dari ekonomi berbasis pertanian ke negara industri terkemuka di dunia dalam hal perdagangan dan ekspor. Kualitas hidup di Italia merupakan yang tertinggi ke-8 di dunia pada tahun 2005. Indeks Pembangunan Manusia di Italia menempati urutan ke-25 di dunia. Terlepas dari krisis ekonomi global baru-baru ini, PDB per kapita dan daya beli rata-rata Italia tetap di atas rata-rata Uni Eropa. Tingkat penganggurannya yang mencapai 8,5% termasuk yang terendah di Uni Eropa. Negara ini terkenal karena sektor ekonomi kreatif. Misalnya dalam hal inovasi pertanian, wine, mobil mewah, dan busana.
Italia memiliki sejumlah kecil perusahaan multinasional. Sebagian besar merupakan perusahaan kecil dan menengah yang berkerumun di beberapa kawasan industri. Semua itu merupakan tulang punggung dari industri di Italia. Industri di Italia berfokus pada sektor manufaktur yang sering melakukan ekspor produk mewah. Italia dianggap mampu menghadapi persaingan dari Tiongkok dan negara berkembang lainnya di Asia yang unggul karena biaya tenaga kerja yang lebih rendah dengan produk-produk berkualitas tinggi.
Italia menjadi negara eksportir terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2009. Hubungan perdagangan terdekat Italia adalah dengan negara-negara Uni Eropa yakni sekitar 59% dari total perdagangan. Yang terbesar adalah Jerman (12,9%), Perancis (11,4%), dan spanyol (7,4%). Pariwisata adalah sektor yang paling cepat tumbuh dan menguntungkan negara. 43,6 juta wisatawan internasional datang dan membawa pemasukan sekitar $38,8 milyar pada tahun 2010. Italia adalah negara ke-5 di dunia dalam hal negara yang paling banyak dikunjungi dan merupakan negara dengan pendapatan pariwisata tertinggi di dunia.
Meskipun mendapat banyak prestasi dalam bidang ekonomi, Italia saat ini menderita banyak masalah dalam bidang ekonomi. Setelah tahun 1990-an, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan hanya 1,23%. Itu masih terbilang kecil jika dibandingkan pertumbuhan tahunan Uni Eropa yang sebesar 2,28%. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian telah meningkatkan utang negara. Utang publik Italia mencapai 116% dari PDB pada tahun 2010. Terbesar kedua setelah Yunani dengan 126,8%.
Bentuk geografis yang kurang bagus, kurangnya bahan baku, dan kurangnya sumber daya energi di Italia membuat negara itu harus mengimpor dari negara lain. Pada tahun 2006, Italia mengimpor 86% dari total konsumsi energi di negaranya. Perekonomian di Italia dilemahkan oleh kurangnya pembangunan infrastruktur dan defisit perdagangan yang tinggi. Sampai saat ini, Italia masih mendapat bantuan dari Uni Eropa.
Italia memiliki sistem birokrasi yang tidak efisien, perlindungan terhadap hak milik rendah, tingginya korupsi, sistem perpajakan yang memberatkan, dan belanja publik yang menyumbang sekitar setengah dari PDB nasional. Kejahatan terorganisir di Italia justru mewakili segmen terbesar dari perekonomian Italia yakni sebesar 7% dari PDB.
Kesenjangan antara daerah tengah dan utara yang kaya dengan daerah selatan yang miskin masih belum dapat dipecahkan. Italia bagian selatan memiliki angka pengangguran, korupsi, dan kejahan yang tinggi. Selain itu, perekonomian masih bergantung pada industri milik pemerintah dan bukan kepada industri swasta.