Analisa
SWOT Untuk Koperasi Indonesia
Perencanaan Strategis
Dengan Menggunakan Analisa SWOT Untuk Koperasi Indonesia
Setelah membahas tentang RAT kita lanjutkan dengan pembahasan bagaimana cara menyusun rencana strategis menggunakan anlisa SWOT untuk Koperasi Indonesia.
Dalam Manajemen Koperasi Perencanaan strategis adalah pengambilan keputusan saat ini untuk koperasi yang akan dilakukan pada masa datang. Pengambilan keputusan dalam organisasi Koperasi Indonesia harus mempertimbangka Sumber daya, kondisi saat ini serta peramalan terhadap keadaan yang mempengaruhi koperasi dimasa yang akan datang.Kita Bisa ambil Contoh Kondisi saat ini disini dan disini
Untuk melakukan perencanaan Strategis dalam koperasi maka pengurus koperasi harus memperhatikan 4 aspek penting yaitu masa depan dan peramalanya, aspek lingkungan baik internal atau eksternal, target kedepan dan terakhir strategi untuk pencapaian target.
Organisasi Koperasi seacara kelembagaan harus mempunyai perangkat organisasi koperasi yang menjadi sarana dalam pencapaian tujuan koperasi. Perangkat fundamental dalam perencanaan strategis yang kemudian menjadi kelengkapan organisasi yang wajib ada adalah parameter-parameter idialisme dasar seperti; visi, misi, goal, objektif,
Untuk mempercepat percapaian Renstra koperasi diperlukan:
- Spesific ( kekhususan)
- Measurable ( Terukur)
- Achieveable ( Dapat dicapai)
- Rationable ( Rasional, dapat dipahami)
- Timebound ( Ada limit/batas waktu)
Bagimana cara menyusun Renstra Koperasi
Renstra koperasi pertama kali kita rumuskan dengan 3 menjawab pertanyaan mendasar:
1. Dimana koperasi kita saat ini berada, dan akan kemana arahan koperasi kita?
2. Kemana tujuan koperasi kita, ingin pergi kemana koperasi kita.?
3. Bagaimana atau dengan apa koperasi kita pergi atau mencapai tujuan tersebut?
Setelah kita berhasil mejawab ke 3 pertanyaan diatas kita akan melakukan evaluasi organisasi koperasi dengan menggunakan Analisa SWOT.
secara terperici tahapan menyusun Renstra koperasi adalah sebagai berikut.
Melakukan Analisa SWOT untuk koperasi Kita
Perumusan SWOT ditujukan sebagai dasar pembuatan strategi. Analisa SWOT adalah pola evaluasi yang mengklasifikasikan kondisi koperasi dengen SWOT yaitu Streght ( Kekuatan) Weakness ( Kelemahan koperasi Kita ) Oportunity ( Peluang Koperasi kita) dan threat ( ancaman pada Koperasi ) . Pengurus harus mengkalsifikasikan hal2 ditas menjadi sebuah tabel yang kemudian dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan dalam renstra koperasi.Seorang pengurus koperasi harus paham betul kondisi koperasinya, Pengurus harus mampu melakukan forecasting atau peramalan kondisi kedepan. Dari forecasting ini kemudian di rumuskan asumsi-asumsi yang relevan. Dari pemetaan kondisi dan permalahan inilah kemudian di rumuskan analisi SWOT Koperasi. Proses pertama yang harus dilakukan adalah evaluasi diri, dari sini akan ditemukan "strengths" dan weaknesses serta sumberdaya organisasi. Kemdian analisa kondisi eksternal, seperti kondisi pasar, social, ekonomi dan budaya akan meminculkan opportunities dan threats
Menentukan target Koperasi.
Setelah analis SWOt koperasi selesai dilakukan langjah berikutnya adalah menntukan target. Fase ini merupakan salah satubagian terpenting dari penyusunan strategi koperasi. Target ini diperoleh dari proses telaah realistis terhadap analisa SWOT yang telah ditentukan sebelumnya dan target koperasi harus diyakini oleh seluruh komponen organisasi koperasi, bahwa koperasi mampu mencapainya.
Perumusan Strategi Koperasi
Fase ini adalah upaya penyusunan siasat untuk menyelesaikan permasalahan koperasi sekaligus cara untuk pencapaian target koperasi.
Hasil Renstra Koperasi biasanya berupa Garis-Garis Besar program Kerja ( GBPK ) Koperasi yang juga harus disertai dengan Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belenja Koperasi ( APBK) hasil perumusan Renstra akan dibaha dan Disahakan di RAT Koperasi
Setelah membahas tentang RAT kita lanjutkan dengan pembahasan bagaimana cara menyusun rencana strategis menggunakan anlisa SWOT untuk Koperasi Indonesia.
Dalam Manajemen Koperasi Perencanaan strategis adalah pengambilan keputusan saat ini untuk koperasi yang akan dilakukan pada masa datang. Pengambilan keputusan dalam organisasi Koperasi Indonesia harus mempertimbangka Sumber daya, kondisi saat ini serta peramalan terhadap keadaan yang mempengaruhi koperasi dimasa yang akan datang.Kita Bisa ambil Contoh Kondisi saat ini disini dan disini
Untuk melakukan perencanaan Strategis dalam koperasi maka pengurus koperasi harus memperhatikan 4 aspek penting yaitu masa depan dan peramalanya, aspek lingkungan baik internal atau eksternal, target kedepan dan terakhir strategi untuk pencapaian target.
Organisasi Koperasi seacara kelembagaan harus mempunyai perangkat organisasi koperasi yang menjadi sarana dalam pencapaian tujuan koperasi. Perangkat fundamental dalam perencanaan strategis yang kemudian menjadi kelengkapan organisasi yang wajib ada adalah parameter-parameter idialisme dasar seperti; visi, misi, goal, objektif,
Untuk mempercepat percapaian Renstra koperasi diperlukan:
- Spesific ( kekhususan)
- Measurable ( Terukur)
- Achieveable ( Dapat dicapai)
- Rationable ( Rasional, dapat dipahami)
- Timebound ( Ada limit/batas waktu)
Bagimana cara menyusun Renstra Koperasi
Renstra koperasi pertama kali kita rumuskan dengan 3 menjawab pertanyaan mendasar:
1. Dimana koperasi kita saat ini berada, dan akan kemana arahan koperasi kita?
2. Kemana tujuan koperasi kita, ingin pergi kemana koperasi kita.?
3. Bagaimana atau dengan apa koperasi kita pergi atau mencapai tujuan tersebut?
Setelah kita berhasil mejawab ke 3 pertanyaan diatas kita akan melakukan evaluasi organisasi koperasi dengan menggunakan Analisa SWOT.
secara terperici tahapan menyusun Renstra koperasi adalah sebagai berikut.
Melakukan Analisa SWOT untuk koperasi Kita
Perumusan SWOT ditujukan sebagai dasar pembuatan strategi. Analisa SWOT adalah pola evaluasi yang mengklasifikasikan kondisi koperasi dengen SWOT yaitu Streght ( Kekuatan) Weakness ( Kelemahan koperasi Kita ) Oportunity ( Peluang Koperasi kita) dan threat ( ancaman pada Koperasi ) . Pengurus harus mengkalsifikasikan hal2 ditas menjadi sebuah tabel yang kemudian dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan dalam renstra koperasi.Seorang pengurus koperasi harus paham betul kondisi koperasinya, Pengurus harus mampu melakukan forecasting atau peramalan kondisi kedepan. Dari forecasting ini kemudian di rumuskan asumsi-asumsi yang relevan. Dari pemetaan kondisi dan permalahan inilah kemudian di rumuskan analisi SWOT Koperasi. Proses pertama yang harus dilakukan adalah evaluasi diri, dari sini akan ditemukan "strengths" dan weaknesses serta sumberdaya organisasi. Kemdian analisa kondisi eksternal, seperti kondisi pasar, social, ekonomi dan budaya akan meminculkan opportunities dan threats
Menentukan target Koperasi.
Setelah analis SWOt koperasi selesai dilakukan langjah berikutnya adalah menntukan target. Fase ini merupakan salah satubagian terpenting dari penyusunan strategi koperasi. Target ini diperoleh dari proses telaah realistis terhadap analisa SWOT yang telah ditentukan sebelumnya dan target koperasi harus diyakini oleh seluruh komponen organisasi koperasi, bahwa koperasi mampu mencapainya.
Perumusan Strategi Koperasi
Fase ini adalah upaya penyusunan siasat untuk menyelesaikan permasalahan koperasi sekaligus cara untuk pencapaian target koperasi.
Hasil Renstra Koperasi biasanya berupa Garis-Garis Besar program Kerja ( GBPK ) Koperasi yang juga harus disertai dengan Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belenja Koperasi ( APBK) hasil perumusan Renstra akan dibaha dan Disahakan di RAT Koperasi
Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut
Freddy Rangkuti (1997) sub-sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dengan berbagai indikator.
1. Kekuatan dengan
indikator :
a. Telah memiliki
badan hukum.
b. Stukur organisasi
yang sesuai dengan eksistensi koperasi.
c. Keanggotaan yang
terbuka dan sukarela.
d. Resiko kekurangan
pelanggan cukup kecil.
e. Biaya rendah.
f. Kepengurusan
yang demokratis.
g. Banyaknya unit
usaha yang dikelola.
2. Kelemahan dengan
indikator :
a. Lemahnya stuktur
permodalan koperasi.
b. Lemahnya dalam
pengelolaan/manajemen usaha.
c. Kurang pengalaman
usaha.
d. Tingkat kemampuan
dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
e. Kurangnya
pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
f.
Pengelola yang kurang inovatif.
g. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
h. Kurang dalam
penguasaan teknologi.
i. Sulit
menentukan bisnis inti.
j.
Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya (partisipasi anggota
rendah).
3. Peluang dengan
indikator
a. Adanya aspek
pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
b. Undang-Undang
nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi
sekunder.
c. Kemauan politik
yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih
membangun koperasi.
d. Kondisi ekonomi
cukup mendukung eksistensi koperasi.
e. Perekonomian dunia
yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi
hasil koperasi Indonesia.
f.
Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan
industri pedesaan lainnya.
g. Adanya peluang
pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
h. Adanya investor
yang ingin bekerjasama dengan koperasi.
i.
Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
j.
Dukungan kebijakan dari pemerintah.
k. Undang-Undang
nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi
usaha koperasi.
l. Daya
beli masyarakat tinggi.
4. Ancaman dengan
indikator :
a. Persaingan usaha
yang semakin ketat.
b. Peranan Iptek yang
makin meningkat.
c. Masih kurangnya
kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan antar
koperasi.
d. Terbatasnya
penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
e. Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian
dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
f. Pasar
bebas.
g. Kurang memadainya
prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga
keuangan, produksi dan pemasaran.
h. Kurang efektifnya
koordinasi dan sinkronasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antar
sektor dan antar daerah.
i.
Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi.
j.
Lingkungan usaha yang tidak kondusif.
k. Anggapan
masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
l. Tarif
harga yang ditetapkan pemerintah.
m. Menurunnya daya beli masyarakat.
D. Kesimpulan
Pengembangan koperasi dengan menggunakan analisis
SWOT :
1. Tujuh indikator
kekuatan dan dua belas indikator peluang yang telah diuraikan diatas dapat
membantu pengurus dan pengelola untuk mengimplementasikannnya dalam rangka
pengembangan dan keberhasilan koperasi.
2. Unsur-unsur
kelemahan yang ada supaya mendapat perhatian yang serius baik oleh pengurus dan
pengelola maupun oleh para anggota, sehingga resiko yang timbul akibat dari
kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisasikan sehingga keberhasilan dan
pengembangan koperasi dapat tercapai.
3. Perlu bagi
pengurus dan pengelola untuk dapat mengantisipasi ancaman agar dapat hidup dan
berkembang serta dapat mewujudkan keberhasilan yang diharapkan
0 komentar:
Posting Komentar